KEUTAMAAN SABAR



KEUTAMAAN SABAR
ASY SYAIKH AL ‘ALLAMAH MUHAMMAD SAYYID THANTAWI
(Mantan Grand Syeikh Al Azhar)

            Pada pertemuan ini kita akan membahas wasiat yang ke-4 dari wasiat-wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam  yang dengannya dia mendidik para sahabatnya, yang dengannya dia mendidik pengikutnya, yang dengannya dia mendidik umatnya, dan semua wasiat-wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, semuanya adalah wasiat-wasiat yang penuh hikmah, semuanya adalah wasiat-wasiat yang mulia, dan semuanya adalah petunjuk-petunjuk yang bermanfaat. 

            Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berkata pada wasiatnya yang ke-4, yang ditujukannya kepada umat semuanya, melalui diri seorang Abdullah bin Abbas: ketahuilah sesungguhnya pertolongan ada bersama kesabaran. Alangkah indahnya wasiat tersebut, ketahuilah bahwa sesungguhnya pertolongan ada bersama kesabaran, yang dimaksud sesungguhnya pertolongan di setiap perkara tidak akan datang kecuali seorang insan tersebut mampu membawakan dirinya pada keutamaan kesabaran, dan sabar maknanya adalah engkau membiasakan dirimu untuk memikul setiap kesusahan dan kesulitan, dan inilah makna sabar, bahkan di dalam bahasa arab dikatakan pedang yang sabar, maknanya adalah kuat dan keras. Maka, sabar diambil dari pemahaman ini, yang menunjukkan kepada kuatnya usaha (untuk sabar) dan (menunjukkan) kepada eratnya hubungan dengan Allah Subhanahu Wata’la, dan bagaimana tidak, sedangkan Allah dialah yang mengatakan: Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik. 

            Sabar ada bermacam-macam, ada sabar dalam keta’atan, maknanya adalah  seorang insan membawakan diriya untuk melakukan keta’atan yang diperintahkan oleh Allah subhahahu wata’la untuk melaksakannya, bagaimanapun bentuk kesulitan atas perintah Allah tersebut kepadanya. Terkadang seseorang tidur di atas kasurnya yang empuk pada malam hari, dan terkadang itu menyulitkan baginya untuk bangun untuk melaksanakan sholat subuh, akan tetapi dengan kekuatan imanya, dia membawakan dirinya untuk sabar, maka dia meninggalkan kasur tidur yang empuk, dan berdiri dihadapan Allah Subhanahu Wata’ala, (Allah Subhanahu Wata’ala berfirman): (apakah kamu orang musyrik lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat tuhannya. Maka ini makna dari kesabaran dalam keta’atan, sabar dalam keta’atan maknanya engkau melaksanakan apa-apa yang di perintahkan oleh Allah kepada mu untuk melaksanakannya, dengan semangat, dan dengan tekad yang bulat, dan dengan hubungan yang baik kepada Allah Azza Wa Jalla, dan dengan hasrat terhadap balasan-balasannya.

            Sabar dari maksiat apa maksudnya, (maksudnya adalah) engkau menjauh darinya, bagaimanapun bentuk godaan itu, dan bagaimanapun syahwat (mengajak mu), karena diantara makna-makna sabar adalah seorang insan membawakan dirinya untuk meninggalkan perbuatan yang dilarang, dan menjauh dari godaan-godaan, dan dari syahwat, bagaimanapun sulitnya dan bagaimanapun susahnya. (Allah Subhanahu Wata’ala berfirman): Maka adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sungguh nerakalah tempat tinggalnya, dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, maka sesungguhnya, surgalah tempat tinggal(nya).     
      
            Bagian yang ke tiga dari macam-macam sabar, dan dia adalah sabar dalam kesulitan hidup, (bersabar) terhadap berbagai musibah. Terkadang ditimpakan musibah kepada manusia pada hartanya, terkadang ditimpakan musibah kepada manusia pada anak-anaknya, terkadang ditimpakan musibah kepada manusia pada saudaranya, terkadang ditimpakan musibah kepada manusia pada ayahnya, dan (apabila dia) pada posisi seperti ini (maka hendaklah) dia bersabar, karena tabiat kehidupan ini menghendaki darinya (manusia) untuk mampu memikul berbagai kesulitan dan mampu memikul berbagai bencana. Di dalam hadits qudsi: Aku menciptakan istirahat, dan aku menempatkannya di surga. Adapun kehidupan ini, diantara tabiatnya adalah sesungguhnya dia tidak ada istirahat bersamanya, dan sesungguhnya dia adalah tempat untuk ujian dan cobaan. 

            Wahai saudara sekalian, dan wahai saudari sekalian. Alangkah indahnya wasiat ini, yang dengannya kita mengakhiri halaqoh ini, (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda): Jagalah Allah niscaya dia akan menjaga mu, jagalah Allah niscaya engkau menemui-nya dihadapanmu, ingatlah Allah di waktu lapang, niscaya dia akan ingat kepada mu di waktu sempit, jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah, dan ketahuilah bahwa pertolongan bersama kesabaran, dan ketahuilah seandainya seluruh makhluk hendak memberi manfaat kepada mu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepada mu kecuali yang telah Allah tetapkan  untuk mu, dan ketahuilah seandainya mereka hendak mencelakakan diri mu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakan diri mu kecuali dengan sesuatu yang Allah telah tetapkan untuk mu, pena-pena telah kering dan lembaran-lembaran telah ditutup. Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUJJATUL ISLAM AL IMAM AL GHAZALI

MAQASHID CINTA

Pelajaran dari masa lalu