Pelajaran dari masa lalu


Pelajaran dari masa lalu
(belajarlah dari masa lalu cara menyikapi wabah masa sekarang)

            
            Warga Mesir berjumlah sekitar 20 juta penduduk pada masa kedatangan pasukan Islam yang dipimpin oleh Sayyiduna `Amr bin al-`Ash tahun 20H. Kemudian terjadi berbagai tragedi, di antaranya wabah tha`un sekitar kawasan Laut Mediterania pada tahun 1370 M atau 749 H, di mulai dari Italia karena tikus India yang ada di kapal.
            Al-Imam Ibn Hajar rahimahullah sebagai sejarawan, meskipun tidak menemui hal itu, karena beliau meninggal pada tahun 852 H, menyebutkan bahwa wabah itu begitu besar sampai warisan berpindah antara 9 keluarga dalam 1 hari. Beliau menyampaikan bahwa para ulama pun berkumpul di al-Azhar untuk membaca shahih al-Bukhari, wabah pun makin menyebar, al-Imam Ibn Hajar mengatakan itu karena mereka menyalahi sunnnah Rasulullah SAW & bukan seperti yang diajarkan para salaf shaleh. Makanya dalam catatan al-Wafiyat kalau di tahun2 biasa paling kertas yang dipakai 1 atau 2 halaman, tapi pada tahun 749H itu ada 50 - 60 halaman karena banyaknya ulama yang meninggal. Berkumpul membaca Shahih al-Bukari itu kalau lagi ada serangan musuh, bukan saat ada wabah menular.
            Kemudian terjadi juga berbagai tragedi seperti surutnya sungai Nil, peperangan dll, sehingga pada sensus penduduk yang dilakukan Muhammad Ali Basya tahun 1810 M warga Mesir berjumlah 2.5 juta. Masuknya dinasti Utsmani itu karena lemah & kurangnya penduduk. Rasullah SAW mengajarkan untuk lari dari penderita kusta (penyakit kulit menular) seperti lari dari binatang buas, juga mengajarkan untuk tidak masuk daerah wabah ataupun lari dari kawasan wabah. Itu jugalah yang dilaksanakan oleh Sayyiduna Umar bin al-Khaththab & Sayyiduna Abu `Obaidah "sang amin al-ummah" radhiyallahu `anhuma.
            Sejak sejarah Islam, tahun 1 hijriah, tercatat 40 kali musim haji tidak dilakukan karena berbagai sebab di antaranya wabah & keamanan. Pada tahun 1837 M, terjadi wabah besar, 30.000 haji wafat dari 90.000 haji yang melaksanakan. Jadi sepertiga haji korban wabah. Makanya, kita berterima kasih pada Kerajaan Saudi yang membuat berbagai usaha untuk mencegah penyebaran wabah, di antaranya dengan melarang masuk mereka yang ingin melaksanakan umrah. Sementara tugas kita; bertaubat & memohon agar tragedi ini segera sirna & haji bisa dilakukan..
            Banyak hal yang disayangkan terjadi pada umat, di antaranya ada yang memaksa & menggelar karton untuk shalat berjamaah dll. Itu bukan ketaatan, tapi malah membuat orang jauh dari agama... Tidak perlu lah memanfaatkan corona untuk kepentingan politik, seperti sebelumnya menggunakan agama demi memperoleh kedudukan.. Itu hal yang membuat mereka gagal. Ketaatan adalah bagaimana kita tunduk pada aturan-Nya sesuai dengan cara yang dikehendaki-Nya, bukan dengan cara kita. Salaf shaleh mengajarkan kita untuk duduk menyendiri, shalat & memohon dengan penuh harapan pada-Nya, bersedeqah, berbuat amal kebaikan dsb.
            Iblis itu diperintahkan untuk sujud pada Adam tapi Iblis menolak karena mau sujud pada Allah SWT saja, sesuai dengan keinginannya saja, bukan sesuai dengan perintah Allah SWT. al-Imam al-Ghazali rahimahullah menyampaikan: jika dokter ahli mententukan seseorang harus membatalkan puasanya di bulan Ramadhan, kemudian orang itu memaksa untuk tetap berpuasa kemudian meninggal maka orang itu mati dalam keadaan berbuka puasa, bermaksiat & sebagai seorang yang bunuh diri.
            Ada juga yang aneh; bunuh diri dengan alasan ingin cepat bertemu Tuhan. Padahal kalau memang mencintai-Nya ya sabarlah dengan yang terjadi padanya, dan jika suatu saat ajal memanggil, maka dia akan bertemu...
Soal: Bagaimana kalau baca shahih al-Bukhari online?
Jawaban Syekh: Ya silahkan saja, di net tidak ada penularan.
Soal: Bagaimana puasa kita nanti di bulan Ramadhan, padahal para ahli menyarankan kita untuk sering minum air hangat?
Jawaban Syekh: Kita ikut apa yang dikatakan oleh para ahli kedokteran, mereka yang jadi rujukan, menyalahi saran mereka hukumnya haram.
Mengenai bulan Ramadhan, janganlah tergesa-gesa, terimalah kabar bahagia, optimislah..
__
Sebagian faedah "Dari Mesir" bersama Maulana Syekh Ali Jum`ah hafizhahulllah, 28 Maret 2020 M
https://www.youtube.com/watch?v=0t5w2oEL-G4
Dan kita pun menerima kabar gembira... Ya Rabb
Oleh: Hilma Rosyida Ahmad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUJJATUL ISLAM AL IMAM AL GHAZALI

MAQASHID CINTA