IMAM AL BUKHORI
IMAM AL BUKHORI
(PENULIS KITAB TERSHAHIH KE DUA DI DUNIA)
OLEH: KHADIM MARKAZ AL HANIFAH
Imam Al Bukhari, penulis kitab Shahih
Al Bukhari yang merupakan kitab tershahih
kedua setelah Al Quran,
karena didalamnya terdapat hadis-hadis shahih
yang dihimpun oleh Imam Al Bukhari dengan standardisasi dan kriteria kesahihan yang ketat
dibandingkan kriteria keshahihan yang
ditetapkan oleh para ulama hadits lainnya termasuk imam muslim, sehingga
kitab Shahih Al Bukhari dinisbatkan sebagai kitab haidits shahih yang paling Shahih setelah Al Quran.
Mengumpulkan hadits-hadits Shahih bukanlah pekerjaan ringan, ini
merupakan pekerjaan yang sangat berat yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang pilihan yang diberikan taufik oleh
Allah subhanahu wa ta'ala. Jangankan mengumpulkan hadits-hadits shahih, atau
bahkan hadits-hadits secara umum, menghafal hadits arbain saja kita merasa kesulitan apalagi
mengumpulkan hadits-hadits, yang tentunya
harus dihafal, dicari, di berbagai belahan dunia, kemudian ditulis, dibukukan,
dengan standar ketentuan dan kriteria yang sangat ketat, baik dari sisi hadits
ataupun dari sisi orang yang meriwayatkannya.
Maka perlu kita diketahui
bagaimanakah sosok seorang manusia seperti Imam Al Bukhari,
yang mampu mengumpulkan hadits-hadits sahih,
dengan perjuangan yang sangat luar biasa,
dengan segala keterbatasan yang ada pada masa itu,
beliau bisa mengumpulkan 7397 hadits
berikut dengan pengulangannya. Tentunya orang yang bisa melakukan ini bukanlah
orang sembarangan, orang yang memiliki Azam yang kuat, perjuangan yang besar,
dan yang mendapatkan taufik dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Berkata Imam Ibnu Katsir di dalam
kitabnya Al bidayah Wannihayah: nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ismail bin
Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al Jovi Al Bukhari, imamnya para ahli
hadits di zamannya, panutan para ahli hadits di zamannya, yang lebih unggul
dibandingkan semua teman dan sahabatnya, dan para ulama sepakat untuk menerima
hadits-haditsnya dan kesahihan hadits-hadits yang ada di dalam Kitabnya, begitu
juga dengan semua umat Islam.[1]
Imam Al Bukhari lahir pada malam Jumat tanggal 13 bulan Syawal
tahun 194 Hijriyah, ayahnya meninggal ketika dia masih kecil,
maka dia tumbuh di dalam didikan dan kasih sayang ibunya dan Allah mengilhamkan
kepadanya hafalan hadits yang
dihafalnya di
sebuah perpustakaan, dan membaca
kitab-kitab yang terkenal di saat dia masih berusia 16 tahun. Imam Ibnu Katsir
mengatakan: bahkan ada yang mengatakan ketika dia masih kecil dia sudah hafal
70000 hadits dengan lancar.[2]
Kemudian pada umur 18 tahun beliau pergi haji, dan tinggal di Mekkah untuk menuntut ilmu hadits disana, setelah itu
beliau berkeliling dunia dari satu negara ke negara yang lain untuk bertemu
dengan para ulama hadits di
berbagai negara yang ia datangi. Imam Ibnu
Katsir berkata bahwa Imam Al Bukhori belajar lebih dari pada 1000 masyaikh, dan
meriwayatkan darinya banyak manusia dan banyak para imam.
Al Imam Al khatib Al Baghdadi meriwayatkan dari Al Firobri
bahwasannya dia mengatakan: didengarkan hadits-hadits Shahih dari Imam Al
Bukhari bersamaku hampir 70.000 Hadits, dan
tidak ada yang bertahan satu pun dari mereka (yang mendengarkan) kecuali saya.
Imam Al Bukhari Imam Al Bukhari mendatangi kota Baghdad sebanyak 80 kali, dan disetiap
kedatangannya ke kota Baghdad ia selalu menjumpai Imam Ahmad.
Imam Ibnu Katsir mengatakan: pernah suatu ketika imam Al Bukhari
bangun dari tidurnya pada satu malam kemudian dia menyalakan pelita dan menulis,
kemudian dia mematikan pelitanya, setelah itu dia bangun kembali dari tidurnya,
begitu seterusnya bahkan sampai hampir 20 kali.[3] [4]
Berkata Muhammad bin Yusuf: ketika aku bermalam di rumah Imam Al
Bukhari, aku menghitung hampir 18 kali hari terbangun, menyalakan pelita dan
menulis kemudian tidur[5].
Imam Al Bukhari adalah seseorang yang memiliki daya ingat dan daya menghafal
yang sangat kuat, bahkan dikatakan bahwa Imam Al Bukhari mampu menghafal dalam
sekali penglihatan. Seperti yang dikatakan Imam Ibnu Katsir di dalam Kitab
al-bidayah wan Nihayah: para ulama telah menyebutkan bahwasanya apabila Imam Al
Bukhari melihat ke kitab sekali, maka seketika dia langsung hafal dalam sekali
pandangan tersebut.
Karena kemampuan Imam Al Bukhari yang luar biasa, kemudian
pencapaiannya dalam keilmuan dan
sumbangsihnya untuk Islam yang sangat luar biasa, dengan membukukan buku hadits
yang terkumpul di dalamnya semuanya merupakan hadits-hadits shahih,
dengan kriteria dan standardisasi yang kuat dan ketat, ditambah dengan
kitab-kitab lainnya yang ditulisnya, baik dalam bidang hadits atau dalam bidang keilmuan
lainnya, karena Imam
al-bukhari tidak hanya memiliki satu kitab
hadits, tetapi
juga memiliki kitab-kitab lainnya. Dengan
perjuangan dan pengorbanan beliau yang luar biasa dalam mengumpulkan
hadits-hadits, sehingga banyak diantara kalangan para ulama yang memuji beliau
dengan pujian yang luar biasa.
Imam Ahmad bin Hanbal, guru Imam Al
Bukhori mengatakan: tidak ada di daerah
khurosan satu orang pun yang sepertinya. Artinya tidak ada didapati orang di
daerah khurosan, atau atau orang-orang yang berasal dari daerah khurasan yang
seperti Imam Al Bukhari.
Berkata Ali bin Al madini: belum ada
terlihat orang seperti Imam Al Bukhari. Maksudnya belum ada terlihat orang yang
keilmuan haditsnya seperti Imam Al Bukhri.
Berkata Mahmud bin novel bin Salim
As Syafi'i: aku mendatangi kota Basrah dan syam dan hijaz dan kufah dan aku
telah melihat ulama-ulama nya setiap kali ada yang menyebut Imam Al Bukhari
maka dia mendatanginya kepada mereka. Artinya apabila mereka menemukan orang
yang mengenal Imam Al Bukhari, atau menyebutt nama Imam Al Bukhari di antara
mereka, maka para ulama di daerah tersebut mendatanginya.
Berkata Al Falas:
setiap hadits yang tidak diketahui Imam Al Bukhari maka dia bukanlah Hadits. Saking
banyaknya hadits-hadits yang dihafal oleh Imam Al Bukhori hingga Al Falas pun
mengibaratkan bahwa hadits yang tidak diketahui oleh Imam Al Bukhori maka dia
bukanlah hadits.
Berkata Abu nu'aim Ahmad bin Hamad: dia
adalah ahli fiqih umat ini. Karena Imam Al Bukhari selain ahli hadits beliau
juga seorang yang ahli dalam bidang fiqih.
Berkata qutaibah bin Said: Imam Al
Bukhari telah melakukan perjalanan dari timur bumi sampai ke baratnya, dan
tidak ada yang memiliki perjalanan panjang sepertinya. Kecuali itu hanya dilakukan
oleh Imam Al Bukhari, karena untuk mendapatkan hadits, dan memastikan
keshahihannya Imam Al Bukhori harus menjelajahi berbagai daerah dan negara, dan
bertemu dengan berbagai ulama, mencari tahu tentang satu rowi dengan rowinya.
Berkata Abu Muhammad Abdullah bin
Abdurrahman Ad Darimi: Muhammad bin Ismail Al-Bukhari adalah orang yang paling
paham fiqih, dan paling alim, dan paling dalam keilmuannya, dan paling banyak
murid-muridnya.
Berkata Ahmad bin hamidun: aku
melihat Muslim bin Al-Hajjaj mendatangi Imam Al Bukhari, kemudian dia mencium
diantara dua matanya dan dia mengatakan: biarkan aku mencium kakimu wahai
ustadznya para ustadz, dan tuannya para muhaddits, dan dokternya hadits-hadits
yang bermasalah.
Dan berkata juga Imam At Tirmidzi:
aku belum pernah melihat di Irak ataupun di khurosan orang yang tahu tentang
Ilal, tentang sejarah, dan tentang sanad-sanad, yang lebih tahu dan lebih paham
dari pada Imam Al Bukhari.
Ibnu khuzaimah juga mengatakan
tentang Imam Al Bukhari: aku belum pernah melihat segala sesuatu yang tampak
yang berada dibawah langit ini (artinya di bumi ini) orang yang lebih tahu
tentang hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan dan lebih hafal dari
pada Muhammad bin Ismail al-bukhari.
Saking banyaknya pujian dari pada
ulama mulai dari ulama sekelas Imam Ahmad bin Hanbal yang merupakan gurunya,
juga guru-guru Imam Al Bukhari lainnya, sahabat, teman, dan karib kerabat Imam
Al Bukhari, dan para ulama dari generasi ke generasi, dari umat Islam dari masa
ke masa, maka itu akan menjadikan pembahasan yang sangat panjang sekali.
Sebagaimana yang dikatakan Imam Ibnu Katsir: kalau lah kita ceritakan semua
pujian ulama terhadap Imam Al Bukhari terkait hafalannya, kekuatan ingatannya,
ilmunya, pemahamannya kewaraannya, zuhudnya, dan ibadahnya, maka itu akan
menjadi pembahasan yang sangat panjang bagi kita.
Imam Bukhari adalah seseorang yang
memiliki sifat pemalu, pemberani, darmawan wara, zuhud terhadap dunia, dan
cinta terhadap akhirat yang kekal. Sebagaimana yang diakui Imam Al Bukhari:
sesungguhnya yang paling aku harapkan adalah bertemu Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
dan aku tidak mau ada satu pun yang menuntut
kepadaku (diakhirat nanti) karena aku menghibahnya.
Apabila kita melihat sisi ibadah
dari Imam Al Bukhari, maka kita akan mendapatkan bahwasanya beliau sangat luar
biasa dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Imam Ibnu Katsir
mengatakan: Imam Al Bukhari setiap malam shalat 13 rakaat, dan beliau juga
menghatamkan Al Quran pada setiap malam di bulan Ramadan, dia juga sering
menginfakkan hartanya, dan banyak bersedekah di malam dan siang hari, dan mustajab
doa-doanya.
Dikisahkan bahwa pernah suatu ketika
seorang penguasa ingin mendatangkan Imam Al Bukhari ke istananya untuk mengajarkan
anaknya, maka Imam Al Bukhari menolak permintaanya, dia berkata: ilmu itu di datangi bukan mendatangi. Dan dia menolak
untuk datang ke tempat mereka.
Imam an-nawawi mengatakan di dalam
kitabnya Tahdzibul Asma’ Wal Lughot, dari Abi Abdillah Muhammad bin Yusuf al
firobri beliau mengatakan: aku melihat nabi shallallahu alaihi wasallam di
dalam tidurku, kemudian dia mengatakan: apa yang kau inginkan?. Aku mengatakan:
aku menginginkan Muhammad bin Ismail Al Bukhari, beliau mengatakan: sampaikan
salamku kepadanya.[6]
Diriwayatkan juga dari Al Firobri,
dia mengatakan: aku melihat Muhammad bin Ismail Al-Bukhari di dalam tidurku
beliau sedang berada di belakang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sedang
berjalan, setiap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melangkahkan kakinya
maka Imam Al Bukhari meletakkan kakinya di jejak langkah Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam.
Muhammad bin hamdawaih mengatakan: aku
mendengar Imam Al Bukhari, beliau mengatakan: aku hafal 100.000 hadits shahih,
dan 200.000 hadits selain hadits shahih.
Pernah suatu ketika Imam Al Bukhari
bersama Ishaq bin Rahawaih, kemudian Ishaq bin Rahawaih mengatakan kepada para
ahli hadis lainnya: wahai para ahli hadits, tulislah tentang pemuda ini ( Imam
Al Bukhari) , kalaulah seandainya dia hidup pada masa Imam Al Hasan Al bashri,
maka manusia pada masa itu akan membutuhkannya, karena pengetahuan dan
pemahamannya tentang hadits.
Beginilah gambaran keindahan hidup
salah satu manusia mulia, pewaris para nabi, pewaris Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam, beliau meninggal pada tahun 256 Hijriyah. Dikisahkan oleh Imam Ibnu Katsir
di dalam kitabnya Al bidayah wan Nihayah bahwa Imam Al Bukhori mendapatkan
perlakuan diskriminatif dari penguasa daerah bukhara ketika itu, atas
pengusirannya dari daerah bukhara yang tidak berlandasan itu, maka Imam Bukhari
berdoa kepada Allah untuk pemimpin zholim tersebut. Belum genap sebulan penguasa
bukhara tersebut diberhentikan dan dipenjara sampai ia meninggal di dalamnya,
begitu juga dengan orang-orang yang turut dalam pengusirannya dari bukhara. Beliau
pindah ke daerah yang bernama khartak, desa yang terletak dekat kota samarqandi,
disitulah beliau mengajarkan ilmu agama dan hadis sampai akhir hayat beliau,
dan meninggal pada usia 62 tahun, pada tahun 256 Hijriyah.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala
membalas semua kebaikan beliau yang tak terhingga, apa yang beliau lakukan pada
masa hidup beliau adalah sesuatu yang sangat berharga, penting, dan terasa
dampaknya dari generasi ke generasi, dari masa kemasa sampai pada masa kita di
zaman sekarang. Betapa banyak orang dari masa kemasa yang berusaha untuk
melukai Islam mengotak-atik hadits, tetapi karena peran unggul Imam Al Bukhari
yang telah mengumpulkan dan membukukan buku-buku hadits, kemudian diikuti oleh
murid-muridnya dan dijaga oleh ulama dari generasi ke generasi, dari masa
kemasa, maka tidak ada satupun yang bisa merubah dan mengotak-atik hadits-hadits
Nabi shallallahu alaihi wasallam yang
suci. Wallahu ‘alam
Komentar
Posting Komentar